Sikap dan perilaku kewirausahaan
BAB 1
Latar
belakang
Dalam
kehidupan ini, kita dituntut untuk selalu berjuang dan pantang menyerah di
setiap urusannya. Selama jantung masih berdetak, kita harus senantiasa
menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Pekerjaan yang tak sesuai, hutang sana sini,
partner yang tak dapat dipercaya, dan masalah-masalah lainnya adalah sebuah
bakal yang akan menjadi buah keberhasilan kita asalkan kita mau berusaha.
Berbuat
baik adalah contoh paling mudah untuk mencapai itu semua. Berani bermimpi
setinggi-tingginya serta didasari dengan kepercayaan diri yang penuh kita pasti
akan mendapatkan apa-apa yang kita inginkan. Seperti dalam kutipan film “The
Secret” bahwa ada sebuah hukum yang disebut hukum ketertarikan atau Law
Attraction. Pada hukum tersebut dijelaskan bahwa manusia memiliki
sebuah kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam diri manusia yang paling
dalam. Dan begitu luar biasanya seseorang yang bisa mengeluarkannya atau
menggunakan kekuatan tersebut. Kekuatan itu menggunakan daya pikir dan
imajinasi yang tinggi kemudian dikombinasikan dengan emosional yang terkontrol
lalu dilapisi dengan spiritual atau hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Setelah manusia melakukan hal
itu semua, mereka akan dapat mencapai itu apa yang mereka impikan bahkan sampai
menembus alam semesta.
Dunia kewirausahaan mempunyai banyak makna didalamnya.
Dan orang-orang yang berada dalam dunia tersebut bukanlah orang-orang biasa
melainkan orang-orang yang mempunyai ambisi besar dan mampu mengeluarkan
kekuatan rahasia dari dalam dirinya.
Meskipun ada salah satu diantara mereka yang gagal, mereka senantiasa akan
bangkit kembali demi mewujudkan apa yang ia impikan. Orang-orang yang
berkecimpung di dunia kewirausahaan juga bagaikan seorang pahlawan yang
menolong orang-orang yang tak berdaya dalam kehidupannya.
BAB 2
DEFINISI
KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship)
atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).
Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya
pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi
ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau
ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963)
kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem
ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan
menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut
wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Wirausaha secara
historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun
1755. Di
luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti
di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas
yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
BAB 3
DEFENISI PERILAKU KEWIRAUSAHAAN
DEFENISI PERILAKU KEWIRAUSAHAAN
Definisi
Perilaku Kewirausahaan
Sikap dan
perilaku merupakan kesatuan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan
sehari-hari. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right, PR),
kemampuan/ kompetensi (competency/ability, C), dan insentif (incentive),
sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment, E). Dengan
demikian Sikap dan perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan atau oleh
adanya tekanan/pengaruh lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam diri sendiri dan
dari luar lingkungan bergaul maka tumbuhlah sikap dan perilaku individu yang
spesifik.
Sebagai
Wirausaha memiliki sikap-sikap dasar yang spesifik. Seorang wirausaha memiliki
sikap bertekat bulat ingin berwirausaha. Bukan karena terpaksa. Ia ingin
mandiri dan ingin berhasil. Karena ingin berhasil maka ia bersikap positif.
Positif terhadap diri sendiri maupun positif terhadap orang lain. Namun dmikian
masih ada kemungkinan untuk gagal, tetapi ia tidak gentar. Karena itu ia mau
belajar dari pengalaman, termasuk dari kegagalannya. Yang pasti ia berani
mandiri dan memimpin.
Bertolak
pada adanya sikap dasar tersebut diatas kiranya terbentuknya perilaku
wirausaha. Wirausaha memulai usahanya dengan berkomunikasi, dalam rangka
mengumpulkan informasi, maupun menjalin relasi. Dalam situasi usaha pasti akan
selalu terjadi perubahan. Untuk itu sebagai seorang wirausaha harus memiliki
sikap terhadap perubahan, sekalipun Perubahan jarang dapat diterima secara
total oleh setiap orang yang terlibat.
BAB 4
SIKAP DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN
Dari daftar ciri dan
sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang
wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
- Disiplin
Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.
Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya . Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu,
dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda
pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat
seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan
komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang
tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan
yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan
sistem kerja.
- Komitmen Tinggi
Komitmen adalah
kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan
harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif
(berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri
dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain
terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan,
penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang
teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya
tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
- Jujur
Kejujuran merupakan
landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.
Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik
produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang
dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran
mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
- Kreatif dan
Inovatif
Untuk memenangkan
persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang
tinggi. Daya
kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh
dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada
selama ini di pasar. Gagasan-gagasan
yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.
Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam
dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang
kelihatannya mustahil.
- Mandiri
Seseorang dikatakan
“mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa
adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak,
termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak
lain. Kemandirian
merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada
prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi
kegiatan usahanya.
- Realistis
Seseorang dikatakan
realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan
berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/
perbuatannya. Banyak
seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya
mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu
dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang
saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang
dirintis.
BAB 5
FAKTOR KEGAGALAN DALAM KEWIRAUSAHAAN
Menurut Zimmerer
(dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
- Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau
tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
- Kurang
berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
- Kurang dapat
mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor
yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas
menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar.
- Gagal dalam
perencanaan.
Perencanaan merupakan
titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
- Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang
strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang
tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
- Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat
berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
- Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi
besar.
- Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang
siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang
berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan
Sikap dan Perilaku
Efisiensi.
Efisiensi
dapat dirumuskan sebagai suatu teknik operasional yang berdampak Pada
pencapaian tujuan secara optimal dan efektif, sehingga sumber daya, waktu,
potensi, dan modal termanfaatkan secara penuh tanpa terbuang. Sejalan dengan
itu, suatu manajemen yang sukses dapat diartikan sebagai cara yang tidak saja
efektif dalam mencapai tujuan, tetapi juga efisien dalam memanfaatkan sumber
daya.
Perubahan lingkungan.
Dinamika
lingkungan ditunjukkan oleh perubahan yang sedemikian cepat terjadi di segala
bidang. Perubahan lingkungan yang relevan dengan manajemen adalah polusi.
Polusi lingkungan adalah akibat dari pengeksploitasian sumber daya dan
industrialisasi. Banyak ahli Ekologi (Ilmuwan yang mempelajari hubungan manusia
dan lingkungannya) melihat kemungkinan kerusakan sumber daya yang tidak dapat
tergantikan kembali. Manajer dalam suatu organisasi sebagaimana masyarakat
professi dan akademisi saat ini mulai menunjukkan minat terhadap ekologi. Telah
disadari bahwa tindakan nyata harus diambil untuk meningkatkan kegiatan
pengusaha sehingga mereka tidak menyebabkan perubahan lingkungan yang drastic
dan merusak.
Perubahan social.
Perubahan
dalam masyarakat yang dapat muncul adalah pertumbuhan populasi, perubahan
kebutuhan masyarakat dan variasi aspek-aspek pengembangan. Hasilnya, seorang
pengusaha harus berubah untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.
Persaingan.
Persaingan
termasuk pada usaha yang menjual produk-produk sejenis dan memberikan layanan
yang sama sehingga bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang sama. Terlepas
dari barang dan jasa yang ditawarkan, Anda akan selalu dihadapkan dengan
persaingan, bahkan persaingan terjadi walaupun Anda menawarkan barang atau jasa
yang tidak sama dengan pesaing Anda.. Dengan demikian, mengenali pesaingan akan
membantu Anda mengerti secara toal lingkungan usaha dimana Anda berusaha. Jika
Anda tidak tahu bagaimana pesaing Anda bereaksi terhadap rencana Anda, Anda
mungkin menjalankan bisis Anda secara tidak efisien. Persaingan membuat seorang
pengusaha meningkatkan kualitas barang dan/atau jasanya secara berkelanjutan.
Ini berarti mutu barang/jasa meningkat seiring dengan waktu.
Perubahan teknologi.
Teknologi
secara berkala berubah sesuai dengan permintaan konsumen. Pengembangan
Teknologi baru dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa baru. Pengusaha
seharusnya menyadari bahwa pengembangan teknologi baru akan mempengaruhi
kegiatan usahanya. Ketergantungan Anda terhadap teknologi ditentukan oleh
lingkungan dimana kegiatan usaha Anda beroperasi, dan kesuksesan usaha Anda
tergantung pada produk itu sendiri, metode produksi dan strategi pemasarannya.
Penerapan teknologi baru juga dipengaruhi oleh sifat dan keagresifan pesaing,
ukuran keseluruhan industri dan tingkat pertumbuhan.
Perubahan Minat.
Pengusaha
menggunakan perilaku mereka untuk mengendalikan situasi. Sikap mental positif
membantu untuk tetap focus pada kegiatan yang paling diminati dan hasil yang
ingin dicapai. Sebagai tambahan, pengalaman, ketekunan dan kerja keras adalah
inti suksesnya seorang pengusaha.
Syarat-Syarat
dan Ciri-Ciri Seorang Wirausaha yang Sukses
Untuk
menjadi seorang wirausahawan, diperlukan dukungan dari orang lain yang
berhubungan dengan bisnis yang kita kelola. Seorang wirausaha harus mau
menghadapi tantangan dan resiko yang ada. Resiko dijadikan sebagai pemacu untuk
maju, dengan adanya resiko, seorang wirausaha akan semakin maju. Menurut Murphy
dan Peek yang diterjemahkan dalam bukunya oleh Bukhari Alam, ada delapan anak
tangga yang meliputi keberhasilan seorang wirausaha dalam mengembangkan
profesinya, yaitu:
a. Kerja keras
Kerja keras merupakan modal
keberhasilan seorang wirausaha. Setiap pengusaha yang sukses menempuh kerja
keras yang sungguh – sungguh dalam usahanya.
b. Kerjasama dengan orang lain
Kerjasama dengan orang lain dapat
diwujudkan dalam lingkungan pergaulan sebagai langkah pertama untuk
mengembangkan usaha. SEorang wirausaha harus murah hati, mudah bergaul, ramah
dan disenangi masyarakat dan menghindari perbuatan yang merugikan orang lain.
c. Penampilan yang baik
Penampilan yang baik ditekankan pada
penampilan perilaku yang jujur dan disiplin
d. Yakin
Seorang wirausaha harus dapat yakin
kepada diri sendiri, yaitu keyakinan untuk maju dan dilandasi ketekunan serta
kesabaran
e. Pandai membuat keputusan
Seorang wirausaha harus dapat
membuat keputusan. Jika dihadapkan pada alternative sulit, dengan cara
pertimbangan yang matang, jangan ragu – ragu dalam mengambil keputusan yang
baik sesuai dengan keyakinan.
f. Mau menambah Ilmu pengetahuan
Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha, diharapkan seorang wirausaha dapat mendukung kemampuan dan kemajuan dalam usaha
Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha, diharapkan seorang wirausaha dapat mendukung kemampuan dan kemajuan dalam usaha
g. Ambisi untuk maju
Tanpa ambisi yang kuat, seorang
wirausaha tidak akan dapat mencapai keberhasilan. Ambisi yang kuat, harus
diimbangi dengan usaha yang keras dan disiplin diri yang baik
h. Pandai berkomunikasi
Seorang wirausaha harus dapat
menarik orang lain dengan tutur kata yang baik, sopan, jujur dan percaya diri.
Dengan demikian akan memberi kesan kepada orang lain menjadi tertarik daan
orang akan percaya dengan apa yang disampaikan.
Berikut
adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha
1. Percaya Diri
Orang yang
tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan rokhaninya. Karakteristik
kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain, memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis, emosionalnya stabil, tidak
gampang tersinggung dan naik pitam.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Berbagai
motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise.
Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang
kita kerjakan adalah halal.
3. Pengambilan Resiko
Wirausaha
penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak
laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh
perhitungan.
4. Kepemimpinan
Pemimpin
yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus bersifat responsive.
5. Keorisinilan
Yang
dimaksud orisinal di sini ialah I tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi
memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk
melaksanakan sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk
tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari komponen –
komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru.
6. Berorientasi ke masa depan
Untuk
menghadapi pandangan jauh ke depan, seorang wirausaha akan menyusun perencanaan
dan strategi yang matang, agar jelas langkah – langkah yang akan dilaksanakan.
7. Kreativitas
Menurut
Conny Setiawan (1984:8), kreativitas diartikan sebaga kemampuan untuk
menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru,
tapi dapat merupakan bagian – bagian produk saja. Contoh: Seorang wirausaha
membuat berbagai kreasi dalam kegiatan usahanya, seperti susunan barang,
pengaturan rak pajangan, menyebarkan brosur promosi dsb. Jadi kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi – kombinasi baru atau melihat hubungan
– hubungan baru antara unsure, data, variable; yang sudah ada sebelumnya.
BAB 6
KESIMPULAN dan PENUTUP
Banyak keuntungan yang bisa kita ambil dari hasil usaha kita. Dan banyak
pula resiko yang dihadapi pada saat menjalani usaha yang kita buat. Karena itu
kita harus pandai-pandai dalam mencari peluang dan selalu siap menghadapi hari
esok yang tak memungkinkan akan terus berpihak kepada diri kita. Sesuatu yang
selalu kita tanamkan dalam diri kita adalah jiwa kewirausahaan yang tinggi dan
berniat untuk menolong orang lain, itu semua adalah sebuah modal yang paling
berharga dibandingkan sebuah materi yang berlimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar